Kami Ingin SEHAT

Pengalaman memberikan training NRW sejak tahun 2013  yang merupakan program  pengembangan SDM dari program Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan program COE “Hebat” nya, dimana kami ditugaskan oleh Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya   untuk memberikan materi NRW kepada peserta PDAM yang semua biaya ditanggung oleh Kementerian PUPR, dari manajemen kami PDAM meberikan surat tugas buat kami.  Sampai tahun 2017 kami sudah mengunjungi beberapa provinsi yang mana peserta dari berbagai kabupaten dan kota di masing-masing provinsi tersebut, yang pelaksanaannya disponsori oleh yang Balai Teknis Air Minum dan Sanitasi dalam melatih SDM sektor air minum.

Pengalaman yang menarik adalah semakin banyak mengenal saudara-saudara sesama tukang ledeng se Indonesia, saling sharing pengalaman lapangan, dan  yang menarik juga mengenal budaya, daerah dan masakan daerah tersebut.  Medan dengan Durian nya, Makassar dengan  Cuto nya,  Kepri dengan seafood nya, Aceh dengan Mie Aceh nya, Malang, Surabaya, NTB, Lampung, Bandung, Jogyakarta, dll.

Pada setiap program Bimtek COE NRW  di provinsi tertentu  paling sedikit dihadiri oleh 10 PDAM kota dan kabupaten, dengan berbagai macam kondisi kinerja perusahaan, ada yang sehat dan juga belum sehat. karena sebagian besar PDAM seluruh Indonesia belum sehat, seperti yang di lansir oleh Kompas.com  “Berdasarkan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap 387 PDAM pada 2015 silam, 47 persen atau 181 di antaranya dinyatakan tidak sehat.  Sehingga dalam proses sharing NRW di kelas sering mereka membicarakan ke tidak mampuan dana untuk  menjalankan program NRW, misalnya penurunan non fisik seperti akurasi meter air yang rata-rata masih kesulitan untuk mengganti meter yang tidak akurat bahkan ada yang rusak, pemasangan meter Induk distribusi, pembentukan DMA berserta peralatannya.  Namun yang sangat  membanggakan, mereka semua berniat untuk  menjalankan program NRW  di masing-masing PDAM nya, walaupun dengan dana dan peralatan yang terbatas.

Menurut Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochammad Natsir di Jakarta “Rata-rata masalah tidak sehat itu karena finansial dan SDM serta menimpa PDAM yang memiliki pelanggan di bawah 10 ribu unit sambungan,” jelas , Senin (17/10/2016).  Kemampuan finansial ini lah salah satu unsur yang menjadikan PDAM belum mampu bergerak menjadai sehat.  Timbul pertanyaan ? … siapa yang harus bertanggungjawab apakah PDAM….

PDAM adalah sebuah perusahaan milik daerah yang dimiliki oleh Kabupaten maunpun Kota bahkan provinsi, jadi  PDAM dalam hal ini hanya sebagai operator, hanya melaksanakan misi nya Bupati/walikota untuk memberikan pelayanan dasar air minum kepada masyarakatnya, dalam  hal ini apabila PDAM masih tidak “SEHAT” khususnya ” FINANSIAL”  kemana lagi meraka minta bantuan kalau bukan ke “AYAH” mereka yaitu kepada Bupati/walikota sebagai orang tua mereka.

Beberapa kondisi yang kami dapatkan informasi dari beberapa PDAM yang masih belum sehat, antara lain :

  1. Biaya pegawai dan operasional masih mengharapkan bantuan  dari Pemda.
  2. Biaya pegawai sudah mampu namun operasional masih mengharapkan bantuan Pemda dan sebaliknya.
  3. Meter pelanggan ada yang sampai 15 tahun belum ada penggantian.
  4. Masih banyak yang belum memiliki meter induk distribusi.
  5. Kompetensi SDM yang masih banyak yang perlu di tingkatkan.
  6. Rasio Karyawan dibandingkan pelanggan (1/1000) ada yang lebih dari 10 karyawan/1000 pelanggan.
  7. Kesulitan dalam birokrasi pengusulan kenaikan tarif, ada yang sudah lebih 10 tahun tarif belum disetujui untuk penyesuaian tarif, sesuai FCR (full cost recovery), baru tahun 2016  ada Permendagri No. 70 dan 71,  namun masih belum seluruhnya mampu menerapkannya (masih perlu sosialisasi).
  8. Kometmen Pemda ada yang masih lemah terhadap keberadaan PDAM “dipandang sebelah mata”
  9. Pemilihan direksi masih ada yang belum profesional.
  10. dan lainnya.

Keinginan  tukang ledeng, mereka juga ingin “SEHAT”  seperti PDAM Malang, PDAM Surabaya, PDAM Kab. Bandung, PDAM Bandarmasih, PDAM Palembang, PDAM Makassar dan pdam besar lainnya yang sudah sehat.  Harapan-harapan  kami semua sesama tukang ledeng, antara lain :

  1. Bantu kami dalam bentuk penyertaan modal, apabila kami belum mampu membiayai pembangunan prasarana.
  2. Bantu kami dengan kebijakan penyesuaian tarif secara berkala agar kami mampu mencai FCR.
  3. Bantu kami dengan program pelatihan yang gratis, seperti Bimtek COE oleh Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya.
  4. Bantu kami  dengan program nasional seperti SPAM Regional atau pun  program nasional lainnya yang dapat membantu kami berkembang.

Kami juga ingin menSukseskan program Pemerintah ” 100-0-100″

selahkan meberikan tambahan komen untuk kemajuan tukang ledeng.

 

One Reply to “Kami Ingin SEHAT”

Leave a Reply